اَلْحَمْدُ لله، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ نَبِيَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِأَنْوَاعِ امْتِنَانِهِ أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا ﷺ اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ اَشْرَفِ عِبَادِه الَّذِيْ جَعَلَهُ اللهُ خَيْرَ خَلْقِهِ
أَما بعد: فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hadirin Rahumakumullah …
Mengawali khutbah kali ini, kami
berwasiat, terutama kepada diri kami pribadi marilah kita senantiasa berusaha
meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa
ta’ala kapan pun dan di manapun berada, dengan menjalankan perintah dan
kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan oleh-Nya.
Sebab hanya dengan bekal takwa dan keimanan inilah kita dapat meraih
kebahagiaan sejati, baik di kala kita berada di dunia yang fana ini,
lebih-lebih di kehidupan yang kekal abadi kelak di akhirat.
Hadirin rahimakumullah,
Allah subhanahu wa ta’ala melebihkan derajat sebagian makhluk-Nya
atas sebagian yang lain. Sebagian manusia, Allah jadikan lebih utama daripada
sebagian manusia yang lain. Sebagian tempat, Dia jadikan lebih utama daripada
sebagian tempat yang lain. Dan sebagian waktu, Dia jadikan lebih utama
dibandingkan dengan sebagian waktu yang lain. Di antara
sebagian waktu yang Allah lebihkan keutamaannya atas sebagian waktu yang lain
adalah apa yang kita kenal dengan bulan-bulan haram, yang diantaranya adalah
bulan Dzulqa’dah yang saat ini kita berada di dalamnya.
Bulan dzulqa’dah ini merupakan salah satu waktu mulia dalam Islam yang
dikenal sebagai Asyharul Hurum, bulan-bulan haram di samping
Zulhijah, Muharam, dan Rajab. Allah Swt. Swt. berfirman dalam Surah At-Taubah
ayat 36 sebagai berikut:
اِنَّ
عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ
يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
Artinya:
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah
dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan
bumi, di antaranya [terdapat] empat bulan haram. (QS. At-Taubah [9]: 36).
Hadirin jamaah shalat jumah rahimakmullah … .
Di Jawa bulan Dzulqa’dah dikenal dengan nama Selo, yang artinya
keseselan olo, kemasukan hal buruk. Tentu makna sangat jauh dan bertentangan
dengan makna harfiah dan keagungan bulan dzulka’dah. Maka kemudian Selo diganti
dengan kata Silo, yang artinya duduk bersila/duduk bersila, selaras dengan arti
dzulqa’dah.
Bulan Dzulqa’dah disebut juga dengan bulan Apit atau kita masyarakat Bawean
menyebutnya bulan takepek, yang bermakna terjepit, karena berada di antara 2
hari raya: Idul Fitri dan Idul Adha.
Dzul qa’dah barasl dari dua kata dzu dan qa’dah. Yang secara sederhana
dapat diartikan dengan duduk, orang yang duduk, atau orang yang yang mengambil
tempat duduk. Lalu mengapa bulan ini dinamakan Dzulqa’dah?
Hadirin jamaah shalat jumat yang dimuliakan Allah ….
Bulan Dzulqa’dah berada diurutan bulan ke-11 dalam 12 bulan kalender
qamariyah, tapi ia menempati urutan pertama dari 4 bulan-bulan haram atau
bulan-bulan yang dimuliakan, yakni dzulqa’dah, dzulhijjah, muharram dan Rajab. Dinamakan Dzulqa’dah karena orang-orang Arab
pada bulan ini duduk di rumah tidak melakukan perjalanan, tidak berperang,
bahkan tidak bekerja/mencari nafkah.
Bulan ini, bulan yang tenang bagi orang Arab, karena tidak terjadi
peperangan antar kabilah atau peperangan lainnya. Atau kita mungkin menyebutnya
bulan santai, bulan dimana orang Arab dapat menikmati hasil pekerjaan dari
bulan-bulan sebelumnya, serta bulan yang dilarang melakukan kegaduhan. Mengapa
mereka tidak melakukan peperangan dan aktivitas lain di Bulan in? karena mereka
sangat mengagungkan dan menghormari bulan Dzulqa’dah. Waktu mereka lebih banyak
difokuskan untuk beribadah khususnya kegiatan persiapan ibadah haji.
Kesimpulannya, Sebagaimana sangat dianjurkan melakukan amal saleh pada
bulan-bulan haram lainnya maka sangat dianjurkan pula kita memperbanyak
melakukan kebaikan-kebaikan (amal saleh), seperti puasa dan ibadah-ibadah
lainnya pada bulan dzulqadah karena pahalanya akan dlipatgandakan.
Hadirin jamaah shalat jumat rahimakumullah … .
Demikianlah sekelumit khutbah singkat tentang seputar
keutamaan bulan Zulkaidah. Semoga kita dapat memperlakukan bulan ini
sebagaimana mestinya dengan menunaikan beberapa amalan saleh di bulan Zulkaidah,
paling tidak kita tidak menodai bulan mulia ini
dengan perbuatan dzalim dan maksiat karena dosanya juga dilpat gandakan. Aamiin allahumma aamiin.
أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
0 Komentar