Oleh : Mohammad Nasef
Sebagian orang yang
membenci para penggiat puasa Rajab menyatakan sahabat Nabi tidak mengenal puasa
Rajab. Mereka juga menyatakan bahkan ada beberapa sahabat yang dengan tegas
menunjukkan sikap benci pada orang yang puasa di bulan Rajab atau melarang puasa
Rajab. Di antaranya adalah sahabat Umar Ibn Khattab, Ibnu Abbas, dan Abu Bakar.
Benarkah hal itu? Dan apakah dengan fakta tersebut lantas para pegiat puasa
Rajab harus berhenti berpuasa Rajab maupun mendorong orang lain untuk berpuasa
Rajab?
Adanya sahabat Nabi yang melarang puasa Rajab adalah
benar adanya. Berikut redaksi lengkap riwayat bagaimana para sahabat tidak
menyukai orang yang berpuasa di bulan Rajab:
Pertama, dalam kitab al-Mushannaf karya
Abdur Razzaq
عَنْ عَطَاءٍ قَالَ : كَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ يَنهَى عَن
صِيَامِ رَجَبَ كُلِّهِ، لِاَنْ لَا يُتَّخَذَ عِيْدًا
Diriwayatkan dari Atha bahwa ia berkata: Ibnu Abbas melarang
puasa seluruh rajab, agar Rajab tidak dijadikan hari raya
Kedua, dalam kitab al-Mu’jam al-Ausath karya
at-Thabrani:
عَنْ خَرَشَة بنِ الحُرِّ قَالَ : رَأَيتُ عُمَرَ بنِ
الخَطَّابِ ، يَضْرِبُ أَكُفَّ الرِّجَالِ فِي صَوْمِ رَجَبَ ، حَتَّى
يَضَعُوْنَهَا فِي الطَّعَامِ ، وَيَقُوْلُ : « رَجَبُ وَمَا رَجَبُ ؟ إِنَّمَا
رَجَبُ شَهرٌ كَانَ يُعَظِّمُهُ أَهلُ الْجَاهِلِيَّةِ ، فَلَمَّا جَاء
الْإِسْلَامُ تُرِكَ
Diriwayatkan dari Kharasyah Ibn Al-Hurri bahwa ia berkata, “Aku
melihat Umar ibn Khattab memukul telapak tangan beberapa lelaki sebab puasa
Rajab, sampai mereka meletakkannya pada makanan. Dan beliau berkata: ‘Rajab,
kenapa dengan Rajab? Rajab adalah bulan yang dimuliakan kaum jahiliyah. Saat
Islam datang, ia ditinggalkan.
Ketiga, dalam kitab Majmu’ul Fatawa karya
Ibnu Taimiyah disebutkan bahwa suatu kali sahabat Abu Bakar masuk menemui
keluarganya, dan mendapati mereka membeli beberapa tempat air dan bersiap
puasa. Abu Bakar berkata: “Apa ini?” mereka menjawab: “Rajab”. Beliau lalu
berkata: “Apa kalian mau menyerupakannya dengan Ramadhan?” Abu Bakar lalu
memecahkan tempat-tempat air tersebut.
Sekilas beberapa riwayat tersebut
menguatkan anggapan dilarangnya puasa Rajab. Namun, sebenarnya larangan
tersebut didasarkan untuk menjauhkan umat muslim Arab saat itu dari tradisi Arab jahiliyah yang
saat itu masih amat kental. Dan itu tidak berlaku di Indonesia yang notabene
jauh dari tradisi Arab jahiliyah.
Kesimpulan ini dapat diperoleh
salah satunya dari keterangan Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Kitab Tabyinul Ajab bima Warada
fi Syahri Rajab, sebuah kitab yang secara khusus mengulas hadis-hadis tentang
keutamaan bulan Rajab. Ibnu Hajar menyatakan bahwa riwayat-riwayat yang
menyatakan para sahabat tidak menyukai para penggiat puasa Rajab, itu
diperuntukkan bagi orang yang berpuasa di bulan Rajab untuk satu atau dua hal
yang mereka yakini di tradisi Arab jahiliyah.
Sebaliknya, ada keterangan riwayat
yang mengindikasikan bahwa di kalangan sahabat ada tradisi puasa Rajab. Puasa
Rajab dan Ramadhan sungguh masyhur di kalangan sahabat sampai-sampai mereka
lupa akan puasa di bulan Sya’ban. Keterangan tersebut diriwayatkan oleh Imam
an-Nasa’i, Abu Dawud, dan disahihkan oleh Ibu Khuzaimah:
قَالَ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ
تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ
عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Usamah ibn Zaid berkata, aku berkata: wahai Rasulullah, aku tidak
melihat Engkau berpuasa pada bulan di antara sekian bulan, seperti halnya
engkau berpuasa pada bulan Sya’ban. Nabi bersabda: “Sya’ban adalah bulan yang
dilupakan manusia di antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan tersebut, amal-amal
diangkat kepada Allah tuhan semesta alam. Maka aku ingin diangkat amalku dalam
keadaan aku berpuasa”.
Bila diperhatikan secara seksama,
hadis di atas sedang berbicara tentang adanya tradisi puasa Rajab di antara
para sahabat. Dan kebetulan apa yang mereka lakukan tersebut membuat mereka
lalai pada puasa di bulan lain, yaitu bulan Sya’ban.
Wallahu a’lam.
0 Komentar